Jumat, 23 Januari 2015

Tips Memelihara Ciblek Bakalan Agar Rajin Bunyi

Jangan pernah remehkan si kecil yang satu ini. Meskipun memiliki badan yang jauh lebih kecil daripada anis merah suara tembakan apalagi ngebrenya jauh lebih memekakan telinga lho. Hehehe.

Kecil kecil cabe rawit, meskipun berpostur kecil punya tembakan yang muantap.

Ya itulah salah satu kelebihan dari burung ciblek. Bahkan burung inipun dikenal sebagai petarung sejati (fighter). Ini tak ubahnya seperti murai batu. Jadi ketika bertemu burung ciblek lain terutama sesama pejantan akan langsung adu suara ditambah gayanya yang menaik naikkan ekor seperti murai batu yang sedang ngeplay, namun lebih tegak. Ditambah dengan gaya menaik turunkan badan agar terlihat lebih tinggi mungkin. Hehehe

Jika di alam liar, burung ini biasa terlihat bersama satu atau dua ekor betinanya. Ketika mendengar suara burung ciblek lain biasanya burung ciblek jantan segera mencari sumber suara tersebut. Atau dengan bertengger di pohon yang cukup tinggi kemudian berkicau dengan keras dan lantangnya.

Kejar kejaranpun sering kali terjadi ketika salah satu ciblek jantang dari kelompok lain maupun burung jantan mudah yang sedang mencari wilayah baru memasuki daerahnya. Dia akan bersifat sangat agresif bahkan para betinapun ikut serta "menghajar" penyusup yang berani masuk ke daerahnya. Apalagi ketika musim bertelur atau mengasuh anakanan burung ini akan jauh lebih agresif. Bahkan dia tak segan segan menyerang burung lain yang mencoba mengganggu sarang apalagi anak anaknya.

Burung ciblekpun bersifat fighter sama seperti burung murai batu. Keren yah ? Hehe

Bahkan saya pernah melihat burung ciblek menyerang ular hijau yang notabena adalah pemangsanya. Apalagi ketika kita ingin mengambil anakan dari sarangnya dia tak segan segan menyerang kepala orang yang ingin mengambil anak anaknya seperti pesawat tempur itu lho. Hehehe.

Pengalaman ini saya dapat karena saya sendiri adalah mantan pemikat burung berkicau. Khususnya ciblek dan sirpu. Sifat teritorial inilah yang membuat ciblek lebih mudah dipikat karena sangat sensitif terhadap suara suara di sekitar wilayah teritorialnya. Meskipun ada beberapa ciblek yang tidak terpengaruh dengan suara burung ciblek lain di wilayah teritorialnya. Hal ini biasanya karena ciblek tersebut trauma pernah terkena jebakan para pemikat ataupun pernah melihat saudara atau pasangannya tertangkap para pemikat. Seperti hanya bicok dalam kasus murai batu.

Nah itu sekelumit cerita tentang burung ciblek. Kembali ke topik awal tentang perawatan burung ciblek bakalan agar cepat bunyi.

Tentu ada beberapa dari kicaumania yang pernah memelihara burung ciblek bakalan yang baru di dapatkan dengan cara di pulut (lem burung) maupun dijaring oleh para pemikat. Biasanya burung ciblek yang terkena pulut memiliki bulu yang tidak lengkap karena tertempel pada lem yang di pasang pemikat. Sedangkan yang dijaring rata rata memiliki bulu yang masih lengkap.

Burung ciblek bakalan biasanya di  tempatkan dalam kandang ombyokan atau satu sangkar banyak burung.

Perawatan ciblek bakalan dimulai dari melatihnya makan voer terlebih dahulu agar burung tidak tergantung lagi pada pakan utamanya baik jangkrik, kroto maupun berbagai jenis ulat. Cara melatih burung makan voer tidak akan saya tulis lagi disini karena sudah pernah saya tulis terpisah pada artikel sebelumnya.

Nah ketika burung sudah makan voer total berarti tahap aman pertama sudah dilalui. Cara perawatan yang saya akan tuliskan Sebaiknya mulai dilakukan seminggu setelah burung benar benar makan voer total. Hal ini di dasari dengan pengalaman saya sendiri. Intinya cari aman saja. Maklum saya masih pemula juga.

1. Pada pagi hari sekitar pukul 06.00 buka kerodong pada sangkar burung, kemudian gantungkan pada pepohonan tau pada teras rumah jika di rumah anda tidak ada pohon. Usahakan ketika matahari terbit burung terkena sinarnya (jika matahari belum terbit pukul 06.00). Beri sepertiga sendok teh kroto atau ulat kandang, jika tidak ada anda bisa memberikan 5 ekor ulat hongkong yang kepalanya sudah dibuang sebelumnya. Jika memungkinkan putarkan suara gemercik air  sampai waktu burung untuk mandi atau suara ciblek betina (jika suara ciblek betina sebaiknya 5 sampai 10 menit saja).

2. Pukul 07.00 mandikan burung dengan semprotan atau dengan keramba sesuai kebiasaan burung. Mandikan hingga basah kuyup jika ada matahari. tetapi kalau tidak  ada sebaiknya jangan dimandikan.

3. Setelah mandi berikan 3 sampai 4 ekor jangkrik berukuran kecil atau sedang. Ingat buang semua kaki dan kepalanya. Plus berikan lagi setengah sendok teh kroto atau ulat kandang . Sebisanya jangan ulat hongkong tapi jika tidak ada kroto atau ulat kandang bisa diberikan 5 ekor ulat hongkong.

Note : Kenapa saya tidak menyarankan pemberian ulat hongkong ? Itu karena pemberian ulat hongkong yang secara terus menerus dan tidak terukur bisa membuat burung malah gacor sementara tapi selanjutnya melempem. Yang lebih parah burung mengalami sakit mata bahkan pernah ada kejadian dimana bola mata burung ciblek keluar karena rutin di beri ulat hongkong secara tidak tepat. Jika terpaksa memberi ulat hongkong sebaiknya beri makan ulat hongkong itu potongan wortel atau sayuran lain sebelum diberikan kepada burung ciblek. Ulat hongkong boleh diberikan ketika cuaca ekstrim seperti hujan yang dibarengi angin kencang. Sekali lagi ini hanya pengalaman penulis tanpa maksud merugikan siapapun termasuk pedagang, peternak maupun ulat hongkong itu sendiri.

4. Setelah di mandikan dan di beri makan angin anginkan burung di teras selama 15 menit kemudian jemur burung sampai pukul 09.00. Tapi lihat juga kondisi burung karena ada burung ciblek yang tahan panas ada juga yang sebentar saja sudah kelimpungan. Jadi sesuaikan juga dengan daya tahan ciblek bakalan anda masing masing (kepanasan ditandai dengan membuka mulut atau mengap mengap). Minimal penjemuran dilakukan sampai bulunya kering dan maksimal sampai pukul 10.00.

Penjemuran harus dilakukan dengan teratur, konsisten dan terukur.

5. Entah sampai berapa lama burung ciblek anda kuat dijemur setelah penjemuran burung wajib di angin anginkan dahulu selama 15 menit. Jika ada pohon rindang dirumah sebaiknya gantungkan pada pohon tersebut setelah burung selesai di angin anginkan, tapi ingat lihat juga tingkat keamanannya baik dari semut, kucing, maupun tangan tangan tak bertanggung jawab. Maling.

Usahakan burung tidak di kerodong karena umumnya ciblek bakalan masih gedabrak gedubruk di dalam sangkar. Hal ini sekaligus bertujuan agar ciblek bakalan cepat beradaptasi dengan lingkungan manusia juga sekaligus melatih mentalnya. Jika tidak ada orang dirumah dan kondisi tidak aman menggantangkan burung di pohon atau di teras rumah anda boleh menggantangkannya di ruang tamu atau kamar mandi tanpa dikerodong juga.

6. Selama digantangkan tersebut sebaiknya burung ciblek bakalan tidak mendengarkan suara burung ciblek lain atau burung predator alaminya seperti burung cendet karena hal ini akan membuat burung ciblek bakalan merasa tertekan.

Gantangkan burung ciblek bakalan hanya sendirian saja atau ditemani ciblek betina

7. Pukul 03.45 anda bisa menjemur burung ciblek kembali selama 15 menit kemudian mandikan lagi sampai basah kuyup. Berikan lagi 3 sampai 4 ekor jangkrik dan sepertiga sendok teh kroto atau ulat kandang.

8. Angin anginkan kembali burung selama 15 menit sambil membiarkannya menikmati makanan tambahannya. Setelah itu jemur sampai pukul 05.00. Anginkan kembali 15 menit setelah dijemur lalu kerodong burung sampai esok pagi.

Penting: Perawatan ini hanya boleh di terapkan 1 Minggu setelah burung sudah benar benar makan voer secara total. Hal ini karena pemandian dan penjemuran sangat beresiko bagi burung bakalan yang belum makan voer dengan baik karena dapat menyebabkan kondisinya drop bahkan kematian.

Pemandianpun harus mellihat cuaca. Lakukan pemandian hanya ketika ada sinar matahari jangan ketika mendung apalagi turun hujan. Penjemuranpun bisa di lakukan bertahap sesuai kemampuan burung.

Biasanya ciblek bakalan yang saya pelihara dan terapkan perawatan seperti diatas sudah berani ngeriwik  bahkan nembak nembak rata rata setelah 2 minggu. Ada yang lebih cepat dari itu meskipun ada juga yang lambat. Hal ini tentu di tunjang faktor genetis burung itu sendiri. Dan sebaiknya pilih burung ciblek yang belum terlalu tua agar dapat dimaster suara burung lain terutama suara burung kenari agar lagu dan tembakan ciblek lebih unik. Atau suara cililin agar burung bersuara ngebren.

Ciblek muda jantan ditandai dengan paruh bawah yang agak kekuning oranye-an hanya ujumgmya yang hitam.

Tentu perawatan ini harus di lakukan secara konsisten setiap harinya. Karena kunci keberhasilan perawatan burung berkicau hanya pada konsistensi, kesabaran dan sedikit "bumbu" keberuntungan. Hehehe.

Selamat mencoba, salam ciblekmania. Semoga bermanfaat.

Selasa, 20 Januari 2015

Ketika Hobi Kicauan Tak Berjalan Seperti Yang Anda Bayangkan dan Inginkan


Setiap orang pasti memiliki sebuah mimpi. Bahkan tak jarang bermimpi yang amat besar. Begitupun dalam hobi yang kita jalani. Lebih lebih hobi burung kicauan yang sedang ngetren belakangan ini.

Latihan Bersama atau yang biasa di sebut latberpun bertebaran, bahkan sampai ke desa desa. Hal ini tentu dilatari dengan amino kicaumania untuk memiliki gaco yang berkualitas hasil didikannya sendiri. Ya salah satu jalannya memang dengan menguji pada arena latber maupun lomba lokalan.

Banyaknya latber maupun lomba lokalan jadi indikasi bahwa hobi kicauan memiliki "magnet" tersendiri.

Banyak dari mereka yang terobsesi memenangkan lomba seperti yang di baca di artikel artikel yang mudah di dapat di dunia maya maupun tabloid burung. Atau ketika melihat teman merawat burung dengan begitu mudahnya dan memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Bahkan berkali kali memenangi lomba lokal maupun nasional.

Melihat kesuksesan penangkar burung berkicau mulai dari murai batu, lovebird, maupun kenari serta berbagai burung kicauan lainnya tentu menggoda hati. Dengan harga anakan trah jawara yang memiliki harga di atas rata rata pasaran bahkan melebihi burung yang sudah gacor sekalipun. Bukan rahasia umum lagi jika anakan trah jawara apalagi dari penangkar penangkar yang memiliki nama besar memiliki harga yang istimewa pula. Tentu hal ini wajar melihat dari modal yang di tanamkan penagkarpun tidaklah sedikit.

Berangkat dari pemikiran mengikuti jejak para senior itulah kadang mata para pemula silau dan ingin segera memulai hobi burung kicauan baik untuk lomba maupun untuk beternak aneka burung berkicau. Tidak salah memang. Bahkan memiliki niat menangkar burung berkicau jenis apapun adalah tujuan yang sangat mulia. Di satu sisi kita dapat membantu melestarikan burung yang ada di habitatnya karena para kicaumania mulai beralih ke burung penangkaran yang notabena sudah "akrab" dengan lingkungan manusia sejak kecil.

Namun ketika kita melihat "gurihnya" dunia lomba dengan take over burung jawara yang bernilai fantastis atau harga anakan anakan burung trah jawara yang juga bisa menyilaukan mata, kita tidak sadar bahwa hal itu tidaklah semudah yang dibayangkan tapi tidak iuga sesulit yang kita pikirkan.

Banyak yang "kepincut" hobi burung berkicau karena melihat penampilan "apik" burung burung di arena lomba.

Dalam artikel kali ini saya mencoba mengingatkan kicaumania agar tidak silau melihat ketenaran para senior senior kita di dunia perburungan namun tidak minder juga karena kita hanya bisa menonton ataupun memiliki gaco yang belum bisa memuaskan kita. Begitu pula dengan penangkaran yang belum berjalan dengan sukses.

Semua disini membutuhkan suatu proses. Coba saja tanya para senior senior kita banyak yang bermula dari bawah mulai dari memelihara burung hanya untuk dipelihara rumahan. Membeli burung burung bakalan. Selang beberapa saat baru mulai berani ke arena latber dan beberapa masih harus bersabar untuk mendapatkan hasil yang memuaskan meskipun ada yang langsung mendapat "kejutan" dari burung kesayangannya dengan memenangi lomba maupun latber tersebut ataupun hanya mendapatkan nominasi. Bagi pemula bukankah itu sudah sangat membanggakan ?

Atau yang sedang belajar beternak burung berkicau apapun jenisnya. Kadang indukan tidak mau jodoh. Atau ketika sudah berjodoh tak kunjung bertelur. Ketika bertelur tak mau dierami atau dierami tidak menetas. Tapi ada hal yang paling menyakitkan hati dan menguji kesabaran adalah ketika anakan anakan itu telah lahir namun selalu saja mati tanpa sebab yang bisa kita duga. Meskipun sudah memberikan pakan yang menurut kita berkulitas dan segala kebutuhan indukan serta anakan sudah kita sedikan dengan baik namun tetap juga anakan anakan itu tidak terselamatkan. Ya namanya juga suatu usaha tentu ada resikonya bukan ?

Burung mau "berproduksi" dengan lancar dan maksimal tentu jadi idaman setiap penangkar.

Cobalah tanya para senior senior kita hampir semua pernah mengalami pengalaman pahit yang saya tuliskan di atas. Bahkan tak sedikit yang mengalami hat tersebut berulang kali. Tidak sedikit juga penangkar yang sudah memiliki nama besar mengalami musibah yang diluar dugaan seperti pencurian burung yang sedang di tangkarkannya. Kadang kelalaian kitapun bisa menyebabkan burung tersebut terlepas. Atau dimangsa tikus ketika sedang istirahat di malam hari. Bangun pagi melihat hanya tersisa bulu, sebagian kepala dan sayap apa tidak membuat badan ini lemas seketika ? Hehehe

Semua itu adalah hal yang biasa dalam setiap hobi maupun perjalanan hidup yang kita pilih. Ya namanya juga kehidupan kalau tidak ada cobaan seperti sayur tanpa garam bukan ?

Meskipun ada pemula yang baru memulai debutnya dalam dunia kicau mania langsung melejit karena gaconya selalu berprestasi dalam even even yang di ikutinya. Entah itu burung hasil orbitan sendiri ataupun hasil take over burung jawara. Jika itu merupakan hasil take over burung yang sudah stabil di lapangan tentu bukan hal yang luar biasa. Karena membeli hasil jerih payah seseorang siapaun juga bisa asal..... yaa....asal ada modal tentunya. Hehehe.

Namun coba tanya seberapa banyak yang memulai benar benar dari bawah dengan gaco hasil polesannya sendiri yang "langsung" moncer di arena lomba ? Saya yakin itu hanya beberapa yang terselip diantara ratusan bahkan ribuan pemula yang mencoba keberuntungannya. Ada memang, tapi tidak banyak bukan.

Lain cerita jika burung hasil orbitan sendiri itu dibeli dari penangkaran yang berbasis trah lomba dan memang sudah sering "melahirkan" burung burung trah jawara. Nah jika begitu tidak mengherankan bukan ? Tapi ya kembali lagi apa ada burung dari penangkar ternama harganya seperti burung dipasaran ? Saya rasa semua memiliki kelas kelasnya tersendiri. Hehehe.

Burung yang tampil maksimal dalam lomba tentu punya harga yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Atau ketika belajar beternak langsung bisa memproduksi anakan anakan dengan lancar juga berkualitas. Tapi jika hal tersebut di dapat karena take over indukan yang sudah lancar produksi di tempat penangkar yang sebelumnya ya tidak heran juga. Tapi yang benar benar memulai sejak menjodohkan sendiri, membuat kandang sendiri, serta mencari cari pemberian pakan yang baik untuk anakan maupun indukannya saya rasa tidak ada yang langsung ses...suksess...sess.

Disini saya bukan ingin mengatakan bahwa kita tidak boleh bermimpi menjadi seperti para senior kita baik di arena lomba maupun di kalangan penangkar berbagai jenis burung berkicau. Namun sebaiknya kita pahami dan benar benar sadar bahwa tidak ada sesuatu yang instan di dunia ini. Apalagi hobi kicauan yang perlu kesabaran seperti halnya memancing ikan. Kadang dapat satu baskom, kadang dapat ikan dengan berat fantastis. Kadang pula pulang dengan tangan hampa bahkan ada yang sudah tidak dapat ikan alat mancing patah pula karena tersangkut ranting maupun terinjak teman ketika sedang asyik menarik ikan yang menyambar kailnya.

Ya, pada dasarnya semua membutuhkan proses. Biarkan saja mengalir seperti halnya air dari gunung mengalir pada danau lalu melewati sungai yang kadang sudah kita cemari dengan berbagai limbah ataupun sudah kita persempit dengan membangun bangunan di bantaran sungai. Tetapi apakah air itu pernah menyerah ? Tidak. Dia selalu mencari jalannya sehingga berhasil menuju pantai.

Hendaknya kita bisa meniru semangat air dalam hobi burung berkicau yang sangat kita cintai ini. Jika belum menang lomba karena burung belum tampil maksimal coba cari setelan baru untuk gaco kita. Tanyakan pada diri sendiri apakah sudah merawatnya dengan baik ? Dengan konsistensi pemberikan EF serta mandi jemur ? Jika sudah tapi tidak berhasil juga ya tinggal lego saja atau tukar tambah dengan burung yang kita anggap memiliki prospek yang baik. Bukankah manusia meskipun dari keluarga kaya, makanan terjamin, tidur di ranjang yang sangat empuk belum tentu pintar juga kan. Atau anak yang "maaf" lahir dari keluarga yang serba kekurangan, makan hanya dua kali sehari bahkan kadang harus puasa memiliki sederet prestasi yang gemilang ? Hehehe.

Atau ketika penangkaran yang kita geluti masih belum berproduksi dengan maksimal atau malah belum berjodoh. Coba ingat ingat lagi apakah EF yang kita berikan sudah maksimal ? Apakah tempat penangkaran sudah mendapat sinar matahari yang cukup juga terhindar dari segala gangguan yang bisa membuat burung yang sedang di tangkarkan stress ? Apakah sarang sudah layak digunakan dan nyaman ? Ketika burung tidak berjodoh ya tinggal carikan jodoh baru. Jika anda dijodohkan dengan orang yang tidak sesuai keinginan anda apalagi anda malah naksir tetangga sebelah apa bisa dipaksa segera menikah dan punya anak ? Hehhee. Burungpun memiliki perasaan lho.

Membiarkan burung memilih pasangannya sendiri adalah salah satu jalan agar burung lebih cepat berproduksi.

Terlepas dari segala kemungkinan berhasil atau tidak dalam hobi burung kicauan hendaknya kita selalu tekun dalam mencoba dan tidak patah semangat. Tidak juga silau akan keberhasilan keberhasilan para senior. Intinya coba saja. Karena dengan mencoba kita akan tau dimana yang kurangnya maupun lebihnya. Akan banyak pelajaran yang ada dapatkan. Namanya hobi ya dibikin enjoy saja. Hehehe.

Just Intermezzo. Salam Kicaumania Pemula. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 17 Januari 2015

Tips Memelihara Burung Untuk Anak Kost


Hobi burung kicauan yang sedang melanda belakangan ini. Semakin hari semakin banyak saja orang yang tertarik memelihara burung berkicau. Baik yang memang bertujuan untuk dilombakan maupun yang sekedar hanya untuk di jadikan peliharaan dirumah.

Banyak anak kost yang kecantol hobi burung berkicau, rajin ke latber juga lho.

Tak hanya orang kaya yang memiliki burung berkualitas bahkan tak jarang orang yang "biasa biasa" saja juga memiliki tak sedikit burung kicauan bahkan yang berkualitas baik pula. Hal itu mengacu pada pemilihan bakalan burung yang baik, pola perawatan yang konsisten serta pemahaman karakter burung itu sendiri. Keberuntunganpun sering menjadi "bumbu" yang lebih mengejutkan lagi. Hehehe.

Berdasarkan hal yang saya lihat dengan mata kepala sendiri bahkan orang yang tinggal di rumah kost pun tak jarang memelihara burung berkicau. Malah rajin ke arena latber maupun lomba juga.

Namun tak sedikit yang masih bingung untuk memelihara burung berkicau. Utamanya yang menjadi permasalahan bagi mereka adalah penempatan burung kicauan yang akan mereka pelihara. Jenis burung yang dipeliharapun sering menjadi permasalahan. Pun perawatannya.

Hal itulah yang akan coba saya bahas kali ini. Terus terang saja saya terinspirasi tentang tulisan ini karena di dekat rumah ada rumah kost yang beberapa penghuni kost yang memelihara burung berkicau. Bahkan rajin ke arena latber juga lho. Hehehe.

1. Penempatan burung berkicau


Tinggal di rumah kost apalagi yang menyatu dengan rumah pemilik kost memang terasa lebih terikat meskipun ada juga pemilik kost yang cuek bebek. Hehehe. Usahakan mendapatkan ijin untuk memelihara burung berkicau meskipun pemilik kost terkesan cuek bebek terhadap yang dilakukan penghuni kost nya.

Mintalah ijin kepada pemilik kost agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.

Jika anda mendapatkan ijin setidaknya anda akan lebih bebas dan tenanh untuk menempatkan burung kicauan. Setidaknya anda akan membutuhkan cantolan tempat menggantakan burung ketika di kerodong maupun di angin anginkan sambil mendengar kicauannya yang merdu (kalau burungnya gak bisu lho, hehehe).

Coba bayangkan ketika anda melubangi plafon untuk membuat tempat cantolan burung dan pemilik kost tidak menyukainya atau tersinggung karena anda tidak meminta ijin. Bukan hanya terancam batal memelihara burung berkicau bisa bisa anda harus segera mengemasi barang barang anda. Hehehe.

Pastikan juga tempat kos anda bisa mendapat matahari dengan baik pada pagi maupun sore hari agar aktifitas penjemuran bisa berjalan sempurna. Buat juga satu gantangan di tempat yang terkena matahari tersebut.

Jika memungkinkan buat satu gantangan lagi di dalam kamar agar burung aman ketika malam hari baik dari angin malam maupun predatora seperti kucing, tikus maupun binatang binatang lain yang dapat membahayakan keselamatan burung kicauan yang anda pelihara. Pun dari tangan tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. Kambing. Ehhh, maling maksudnya. Hehehe.

Pastikan dan usahakan burung memiliki tempat berjemur agar tetap sehat dan gacor,

Jika di dalam kamar terdapat kamar mandi dalam akan sangat baik anda membuat gantangan untuk menyimpan burung disana. Dalam kamar mandi burungpun mendapat udara yang lebih lembab dan juga sedikit terhindar dari suara televisi maupun suara suara lain yang mungkin secara tidak sengaja termaster ke dalam memori burung, pemasteranpun bisa dilakukan dalam kamar mandi tersebut agar lebih efektif. Andapun bisa menghidupkan lampu jika udara terasa sangat dingin tanpa merasa terganggu karena lampu yang hidup sepanjang hari. Selain itu tidak membuat kamar terkesan jorok karena ada sangkar di dalamnya burungpun lebih tenang karena biasanya kamar mandi hanya sesekali digunakan bukan ? Kecuali jika anda mandi setiap saat. Hehehe.

Jadi anda harus memiliki tempat menjemur burung, tempat menggantangkan burung ketika santai dan tempat menyimpan burung ketika malam hari maupun untuk dikondisikan menuju lomba.

2. Jenis burung berkicau yang akan dipelihara.


Banyak jenis burung berkicau yang bisa anda pilih sebagai momongan baru. Namun jika memperhatikan tempat yang saat ini kita bahas yaitu rumah kost atau lebih tepatnya sebuah kamar kost sebaiknya anda memelihara burung yang tidak terlalu ribet. Ribet dalam artian baik dari segi makanan maupun perawatan (yang akan coba saya bahas pada bagian selanjutnya).

Burung kenari merupakan salah satu pilihan yang baik unntuk anak kost, murah, mudah dirawat.

Sebaiknya pilihlah burung pemakan biji seperti kenari ataupun lovebird. Selain harganya yang tidak terlalu mahal (tidak mahal dalam artian bukan yang sudah menang lomba lho) burung pemakan bijipun tidak terlalu jorok dalam hal kotorannya. Hanya kulit dari biji bijian yang dimakannya saja yang menjadi masalah tapi jika dalam kondisi di kerodong tentu kulit biji bijian tersebut tidak beterbangan kemana mana. Kedua jenis burung inipun memiliki penampilan yang cantik terutama lovebird. Dan daya adaptasi merekapun cukup baik karena hampir semua kenari dan lovebird lahir dalam penangkaran jadi sudah akrab dengan lingkungan manusia.

Kadang sebagian orang tidak menyukai lovebird maupun kenari dan ingin memelihara cucak ijo, anis merah, murai batu, kacer maupun jenis burung berkicau yang lain. Lalu bagaimana solusinya ?

Nah jika memelihara burung jenis anis merah, cendet, kacer maupun murai batu tidaklah begitu bermasalah karena kotorannyapun cenderung tidak begitu berbau menyengat. Namun kadang yang menjadi masalah hanyalah ukuran sangkar yang agak besar. Jika kamar kost anda cukup untuk menampung sangkar burung murai batu yang rata rata berukuran besar ya silahkan saja. Perhatikan juga sisa sisa jangkrik maupun kroto yang anda berikan agar tidak mengundang semut ke dalam kamar kost anda.

Lalu bagaimana jika jenis cucak cucakan seperti cucak jenggot, cucak ranti maupun cucak ijo ? Karena burung burung tersebut rata rata pengkonsumsi buah buahan makan kotorannyapun berbau lebih tajam daripada burung murai batu apalagi kenari dan lovebird. Hal ini bisa diakali dengan memberikan alas koran ataupun kertas agar kotoran burung cucak cucakan yang cenderung berair itu terserap oleh kertas maupun alas koran tersebut.

Sebaiknya juga pelihara hanya 1 sampai 3 burung saja agar tidak menjadi permasalahan tersendiri dalam penyimpanannya nanti. Burung yang terlalu banyakpun merepotkan anda sendiri dengan ocehan tetangga kost yang mungkin merasa terganggu dengan banyaknya burung berkicau yang anda pelihara.

Berikan alas koran atau kertas agar kotoran burung tidak berbau menyengat.

Usahakan juga memelihara burung jadi (jadi dalam artian sudah gacor dan mapan) atau minimal setengah jadi. Selain tidak akan membuat anda pusing karena burung hanya diam membisu tetangga kost ataupun pemilik rumah kostpun merasa senang mendengar kicauan burung yang merdu. Syukur syukur mereka mau ikut merawat burung kicauan anda jika harus ditinggalkan barang satu atau dua hari. Atau malah mereka ikut tertarik magnet memelihara burung berkicau seperti anda. Jadi ada teman untuk bertukar pikiran maupun jalan jalan ke pasar burung atau arena lomba. Menarik bukan ? Hehehe

3. Mengenai perawatan.

Perawatan tentunya tidak bisa saya bahas satu persatu sesuai jenis burung berkicau yang akan anda pelihara. Namun akan saya coba jelaskan secara garis besarnya saja. Terutama soal EF dan mandi jemurnya.

Siapapun yang anda tanya jika dia sudah lama mendalami tentang burung berkicau kunci utamanya hanya pada kesabaran, ketelatenan dan konsitensi yang paling penting. Meskipun harus ditunjang bakalan burung yang baik serta bumbu keberuntungan.

A. Soal EF atau pakan tambahan

Yang harus menjadi pertimbangan anda adalah ketersediaan pakan tambahan tersebut. Seperti halnya kroto yang kadang susah di dapat, jikapun ada harganya sudah seperti emas saja. Hehehe.

tepat memberikan EF bisa mendongkrak performa burung kesayangan anda.

Berikan EF secukupnya saja dalam artian setel rendah saja agar nantinya ketika anda sedikit terlambat dalam hal pemberiannya burung sudah terbiasa hanya makan voer lebih banyak. Jika manusia diibaratkan yang biasa makan tahu tempe ataupun hanya dengan kecap saja tidak akan begitu masalah jika sekali kali hanya ada nasi putih saja di dapur namun yang terbiasa makan daging ayam, ikan bakar, dan sambal balado tentu akan ribut ribut jika hanya ada sepotong telur di dapur apalagi hanya nasi putih. Burungpun begitu. Hehehe.

Misalnya untuk burung pemakan serangga cukup beri 3 ekor jangkrik pada pagi hari dan 3 ekor lagi pada sore hari serta setengah sendok teh kroto dua hari sekali (untuk jenis anis merah, anis kembang,dll) atau 5 ekor jangkrik pada pagi hari dan 5 ekor lagi pada sore hari serta sesendok teh kroto dua hari sekali (untuk murai batu  dan kacer) . Jika pemakan buah setra serangga juga berika pisang dan pepaya berselang seling plus 4 ekor jangkrik di pagi hari dan 4 ekor lagi di sore hari dan setengah sendok teh kroto atau ulat hongkong dua minggu sekali. Dan untuk pemkan sayur berikan saja sayur sayuran kesukaan burung tersebut berselang seling setiap hari. Mungkin begitulah secara umumnya meskipun harus anda sesuaikan dengan karakter burug anda masing masing karena setiap individu burung memiliki karakter yang berbeda beda.

B. Soal mandi jemur


Jika anda termasuk orang yang sibuk dalam keseharian seperti pekerja kantoran yang pergi pagi pulang sore bahkan kadang lembur sebaiknya usahakan tempat penjemuran yang saya singgung diawal mendapat sinar matahari secara baik setiap pagi hari ataupun pada sore hari namun disiang hari tidak terkena panas mataharu yang menyengat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan carilah hari apa yang pasti anda dapat libur misalnya hari minggu. Jemur saja burung hanya pada hari minggu. Jangan sekali kali menjemur burung di hari selain hari anda memang libur rutin. Misal ketika kebetulan tanggal merah atau anda sengaja cuti karena kelelahan. Hal itu akan mempengaruhi mental burung karena merasa tidak mendapatkan konsistensi perawatan dari pemilik terutama dalam hal penjemuran.

Jika soal mandi ajari burung mandi dalam bak mandi kecil yang anda sediakan dalam kandangnya. Hal ini bertujuan agar burung bisa mandi sepuasnya setiap hari ataupun tidak berniat mandi. Jadi anda tidak perlu repot repot memandikan burung kare butung sudah mandi sendiri dengan bak kecil yang anda sediakan setiap hari pada sangkarnya. Ingat selalu ganti air setiap hari meskipun burung tudak mandi di hari itu agar terbebas dari jetik nyamuk yang mungkin muncul dan berkembang disana.

Ajari burung mandi dalam bak mandi kecil dalam sangkarnya, burung naman dan kita gak ribet.

Bagaimana ? Mudah bukan merawat burung berkicau meskipun anda tinggal di rumah kost ? Hal inipun berlaku bagi yang memiliki rumah dalam "maaf" ukuran yang tidak terlalu besar.

Tentang perawatannya memang harus di sesuaikan dengan karakter burung itu sendiri jadi saya tidak bisa membahasnya lebih mendalam. Burung akan menjadi tenang dalam hidup yang sederhana maupun menjadi manja dan ingin hidup yang mewah tergantung pada hal yang anda terapkan sejak dini. Meskipun karakter burung itu berbeda beda namun jika dilatih setiap hari apalagi sejak kecil bukanlah suatu hal yang mustahil.

Sekian tips singkat yang bisa saya berikan jika masih banyak kekurangan disana sini atau anda memiliki pengalaman dalam perawatan burung yang anda lakukan dalam lahan yang terbatas terutama bagi yang tinggal di rumah kost silahkan berbagi disini. Terimakasih.

Salam Kicaumania Sederhana. Semoga bermafaat.

Rabu, 14 Januari 2015

Mandi Keramba Lebih Baik Dari Mandi Semprot, Masak Sih ?

Sama seperti manusia kegiatan mandi sangat bermanfaat untuk burung kicauan. Mandi dapat membuat burung merasa segar kembali setelah seharian beraktifitas terutama berkicau. Bulu bulu burungpun akan terlihat lebih rapi jika rutin melakukan mandi serta jemur tentunya.

Mandipun bisa menjadi sarana terapi untuk burung kicauan terutama yang mengalami macet bunyi. Mandi malam salah satunya. Mandi malam dipercaya memberi efek positif bagi burung jenis kacer, murai batu, cucak jenggot, cucak hijau maupun keluarga anis seperti anis merah, anis kembang, anis cendana, anis macan, dll.

Keramba mandipun memiliki bentuk, kualitas dan tentunya harga yang beragam.

Kita semua tahu bawa banyak cara untuk memandikan burung kesayangan kita. Ada yang menggunakan keramba mandi, semprotan, memandikannya seperti memandikan perkutut (dengan menangkapnya kemudian memandikan dengan tangan seperti memandikan bayi) ataupun dengan membiarkannya mandi dalam bak kecil yang dimasukkan ke dalam sangkar. Malah terkadang ada burung yang jarang dimandikan atau merasa kurang puas setelah dimadikan oleh perawat malah mandi di dalam cepuk air minumnya. Itu juga salah satu indikasi bahwa mandi sangatlah penting bagi burung kicauan.

Namun jika kita ingin mencari cara mandi yang paling baik untuk burung kicauan maka itu kembali lagi pada karakter burung itu sendiri. Karena ada burung yang suka mandi keramba, mandi semprot, mandi seperti perkutut maupun yang tidak suka mandipun ada. Hehehe.

Lalu mengapa pada judul tulisan ini mengatakan bahwa mandi keramba lebih baik daripada mandi semprot ? Hal ini mengacu pada pemikiran bahwa kita belum tentu tau kondisi fisik maupun psikis yang sedang dialami burung kicauan. Banyak burung dikenal ahli dalam menyembunyikan kondisi fisik maupun psikisnya. Bukankah banyak burung yang mati mendadak padahal sebelumnya terlihat sehat sehat saja bahkan sebagian baru saja di dengar berkicau oleh pemilik lalu mati tanpa sebab.

membiarkan burung bebas memilih untuk mandi atau tidak sangat bermanfaat bagi burung itu sendiri.

Berdasar pengalaman itulah maka saya lebih menyarankan mandi keramba ataupun mandi di dalam cepuk mandi yang disediakan dalam sangkar. Dengan begitu burung bisa bebas memilih ingin atau tidaknya dia mandi jadi kita tinggal memasukkannya ke dalam keramba mandi ataupun memberikan cepuk mandi ke dalam sangkar selanjutnya mandi atau tidaknya merupakan pilihan tersendiri burung tersebut.

Membiarkan burung mandi dalam keramba juga bisa menghemat waktu juga tenaga anda. Jika anda memiliki burung hanya 2 sampai 4 ekor saja sih tidak akan menjadi masalah yang berarti ketika memandikan burung dengan cara apapun termasuk mandi semprot. Tapi coba bayangkan jika anda memiliki 20 ekor burung kicauan atu bahkan lebih. Apa mata anda tidak berkunang kunang untuk sekedar memandikannya saja ? Hehehe

Jika satu burung perlu waktu mandi sekitar 5 menit (jika burung dimandikan sampai cukup basah) maka untuk memandikan 20 burung anda perlu waktu 100 menit hampir 2 jam bukan ? Belum lagi waktu untuk membersihkan sangkar, menganti air minum dan makan serta pakan tambahan (EF). Itu bahkan perlu waktu lebih dari 2 jam. Ingat itu belum termasuk menjemurnya lho. Hehehe


Memandikan burung dalam keramba sangat membantu jika anda memilik burunng dalam jumlah banyak.

Nah jika kita memandikan burung dengan keramba anggaplah kita harus membeli minimal 10 keramba namun jika anda dari keluarga yang mampu maka beli saja sekalian 20 keramba atau sesuai jumlah burung maka waktu andapun akan lebih efektif. Saya menganjurkan membeli lebih banyak keramba meskipun tidak sekaligus dengan asumsi anggaplah mengeluarkan uang 1 juta untuk beli keramba tapi bukankah penggunaannya bisa bertahun tahun jika digunakan dengan baik ? Apa uang 1 juta bisa membeli waktu lebih yang diperlukan jika menggunakan mandi semprot apalagi jika anda termasuk penghobi yang rajin memandikan burung kicauan anda ? Hehehe.

Jika menggunakan keramba kita tinggal memasukan burung ke dalam kerambanya masing2. Rasanya 15 menit cukup untuk memasukkan burung ke dalam keramba. Biarkan burung mandi selama 45 menit dan selama burung mandi anda bisa membersihkan sangkar, mengganti air minum dan makan juga EF nya.

Jadi dengan waktu 1 jam anda sudah beres memandikan burung dan menyediakan EF. 15 menit lagi digunakan untuk memasukkan kembali burung yang sudah selesai mandi kembali ke dalam sangkar hariannya. Jika penjemurannya 45 menit maka tepat 2 jam anda susah beres mengurusi burung burung kesayangan anda. Coba bandingkan dengan mandi semprot, bahkan anda belum selesai memberi makan dan mengganti air minum burung burung anda. Jadi masih hutang penjemurannya. Hehhe

Itulah sedikit alasan kenapa saya mengatakan mandi keramba lebih baik dari mandi semprot. Memang setiap burung memiliki karakter yang berbeda beda begitu juga tentang cara yang disukainya untuk mandi. Namun tentu kita bisa melatihnya sejak dini agar terbiasa mandi keramba.

Salam kerambamania. Semoga bermanfaat

Jumat, 09 Januari 2015

Umbaran, Perlu Gak Sih Untuk Burung Kicauan ?


Artikel kali ini memang hanya bersifat sharing saja karena jika dicari mana benar dan salahnya berdebat tujuh hari tujuh malampun tidak akan selesai. Umbaran. Ya, umbaran memang menjadi bahan perdebatan yang "panas" di kalangan kicaumania.

Banyak yang beranggapan bahwa umbaran dapat membuat nafas burung menjadi lebih panjang dan badanpun menjadi lebih porposional. Burung juga jadi memiliki daya tahan yang lebih prima serta kuat bermain dalam bersesi sesi lomba burung.

Pengumbaran masih menjadi pro kontra di kalangan kicaumania terutama para pelomba.

Namun tak sedikit juga yang mengganggap umbaran hanya mengajari burung menjadi petinju ulung bukan penyanyi handal. Burung menjadi sensitif terhadap gerakan tangan perawat maupun orang lain. Tak sampai hanya disitu, banyak yang beranggapan bahwa umbaran hanya membuat pemilik mengeluarkan biaya lebih untuk membeli kandang umbaran. Ya kita tau sendiri jika umbaran yang bagus memiliki harga yang bagus juga. Lebih lebih juga membuat pemilik ribet harus membuat mau terbang kesana kemari dalam kandang umbaran tersebut.

Pemilik burung yang melakukan pemgumbaran terhadap gaco kesayanganyapun harus punya waktu luang lebih terutama untuk menggodanya baik dengan tangan ataupun dengan kerodong agar burung mau terbang bolak balik dalam kandang umbaran. Nah, kalau masih ngekos bukankah penempatannya juga menjadi masalah tersendiri ? Hehehhe.

Itulah beberapa anggapan beberapa orang terhadap pengumbaran untuk burung kicauan. Lalu apakah sebaiknya melakukan umbaran atau tidak ? Menurut saya ya kembali lagi pada burung kicauan anda masing masing. Penyanyi memang tak berolahraga secara berlebihan. Namun jika tidak berolahraga sama sekali juga tidak baik bukan untuk kesehatan. Nah, jika tujuan olahraganya untuk mencari kebugaran fisik tentu tidak salah bukan jika hal tersebut dilakukan oleh seorang penyanyi ? Dan saya rasa banyak juga penyanyi yang gemar berolahraga. Itu untuk penyanyi. Masalahnya kan ini bukan penyanyi. Hehehhee.

Namun jika burung memiliki kesehatan fisik yang baik bukan tidak mungkin akan menambah baik frekuensi, variasi maupun intensitas burung kicauan untuk berkicau.

Kandang umbaranpun memiliki banyak variasi bahkan ada yang bisa diatur panjang pendeknya.
Umbaran tentu memiliki efek positif maupun negatif seperti yang saya jelaskan di awal tulisan ini. Yang mungkin juga menjadi anggapan dari kita semua terhadap terhadap perlu tidaknya umbaran untuk burung kicauan.

Dari beberapa artikel yang pernah saya baca ada beberapa burung jawara baik sekedar even regional maupun nasional yang memakai umbaran. Baik hanya beberapa hari saja seminggu maupun full setiap harinya untuk rawatan harian. Namun tak sedikit juga yang tak pernah menginjakkan kakinya di kandang umbaran. Namun juga memiliki sederet prestasi gemilang.

Atas dasar artikel artikel yang pernah saya baca dan secuil pengalaman sendiri maka saya menyimpulkan bahwa baik tidaknya umbaran tergantung pada karakter dan kondisi burung itu sendiri. Jadi tiap individu burung bisa saja membutuhkan umbaran setiap hari, beberapa hari saja atau bahkan tidak sama sekali.

Berikut beberapa kondisi burung yang menurut saya membutuhkan dan tidak membutuhkan umbaran. Lagi lagi hanya menurut saya jadi tidak mengatakan seharusnya.

Kondisi burung yang Membutuhkan Umbaran

1. Burung yang mengalami obesitas atau kegemukan. Burung yang gemuk butuh umbaran untuk membuat badannya terlihat purposional atau ideal. Namun pengaturan pakan (kalau manusia adalah diet) dan aktifitas mandi jemur juga memegang kendali dalam menurunkan bobot tubuhnya.

Pengumbaran memang diperlukan sebagian burung terutama yang mengalami obesitas atau kegemukan.
2. Burung yang lahir di penangkaran yang menggunakan kandang kecil maupun kandang besar namun diloloh oleh penangkar. Burung muda dalam kondisi ini membutuhkan umbaran untuk melatih otot otot sayap dan pertumbuhannya menjadi maksimal. Jadi tidak loyo karena tak pernah olah raga sejak kecil. Namun pengumbaran dalam tahap ini juga perlu dibatasi dan bertahap. Perhatikan juga umur burung saat mengumbarnya agar burung yang diumbar tidak terlalu kecil. Pengumbarannyapun tak perlu ekstrim hanya agar dia sempat berolahraga.

3. Burung yang baru selesai mabung atau ganti bulu. Pengumbaran yang dilakukan pada masa ini adalah untuk melatih mengembalikan stamina burung yang lebih banyak beristirahat saat mabung juga untuk memaksimalkan pertumbuhan bulu. maksud memaksimalkan disini adalah untuk membuat bulu bulu baru terbiasa digerak dan digunakan. Agar bulu dapat tumbuh dan kering maksimal mandi jemur juga sangat berpengaruh. Bisa juga membakar (entah lemak itu bisa terbakar atau tidak. Hehehe.) lemak yang mungkin tertimbun karena lebih banyak diam namun mendapat asupan pakan lebih saat mabung.

4. Burung yang baru atau sudah pulih dari sakit. Sama seperti pengumbaran setelah mabung pengumbaran pada masa ini juga memiliki efek dan kegunaan yang sama. Terutama pemulihan stamina pasca sakit. Namun jangan diumbar terlalu ekstrim juga.

5. Burung yang terlalu jinak atau manja. Burung dalam kondisi seperti ini biasanya malas untuk berkicau atau hanya berkicau saat bertemu pemilik dan butuh pakan. Kicauannya juga lebih banyak monoton atau mengulang lagu yang sama. Pengumbaran pada tahap ini bertujuan untuk mengembalikan sifat alami burung terutama burung burung petarung sejati seperti murai batu dan kacer. Sejatinya burung apapun yang bersifat manja kurang baik.

Burung yang terlalu jinakpun apalagi cenderung manja sebaiknya diumbar.

Burung yang Tidak Perlu Pengumbaran

1. Burung bakalan yang baru atau sedang dilatih makan voer. Burung bakalan sangat rentan stress jadi pengumbaran pada masa ini hanya akan menambah stressnya. Jadi sebaiknya sesi pengumbaran ditunda jadi fokus untuk melatih makan voer saja. Cara melatih burung makan voerpun sudah pernah saya tulis sebelumnya.

2. Burung bakalan yang masih giras atau sedang dijinakkan. Hal ini akan membantu burung giras menjadi lebih giras. Hehehe. Jadi burung yang belum jinak tidak perlu diumbar. Anda bisa mencoba menjinakkannya dengan cara yang pernah saya tulis pada artikel sebelumnya.

3. Burung yang sudah jawara dan stabil dalam lomba. Nah kalau burung anda sudah sering juara dalam lomba burung atau sekedar latber namun tak pernah diumbar maka jangan sekali kali iseng memasukkannya di kandang umbaran. Meskipun ada diberitahu bahwa burung teman anda jadi tambah guaaaccooorrr dan stabil di lomba setelah diumbar. Ingat, karakter burung jelas berbeda beda. Mungkin juga performa bisa berubah namun arah perubahannyalah yang susah di tebak. Jadi menurut saya hal tersebut terlalu beresiko. Lain lagi jika burung anda mengalami macet bunyi atau jatuh mentalnya setelah bertarung. Ketika sudah seabrek cara dicoba namun belum berhasil maka pengumbaran bisa anda coba meskipun belum tentu berhasil atau gagal.

4. Burung yang sedang dalam masa mabung atau ganti bulu. Pada masa ini sebaiknya burung diistirahatkan secara total dan menjalami perawatan mabung. Meskipun sebelumnya burung anda rutin di umbaran namun ketika mengalami mabung sesi tersebut sebaiknya ditunda.

Sebaiknya jangan mengumbar burung yang sedang menjalani proses mabung atau ganti bulu.

5. Burung yang sedang disiapkan untuk lomba maupun latber. Hal ini bisa dilakukan mulai H-3 tergantung kondisi burung. Dengan anggapan bahwa vurung memerlukan ernegi dan istirahat yang cukup sebelum "bertarung" di arena lomba. Hal ini tidak mutlak tapi kebanyakan perawat burung menghentikan pengumbaran pada hari hari menjelang lomba.

Itulah pemikiran saya tentang perlu tidaknya umbaran untuk burung kicauan. Hal ini kembali lagi kepada karakter masing masing burung. Jika anda ingin mengumbar burung yang tidak pernah diumbar ataupun menghentikan pengumbaran burung yang sudah terbiasa diumbar maka perhatikanlah perubahan yang terjadi. Maka dengan begitu anda akan tau settingan (terutama tentang pengumbaran) yang paling tepat untuk anda terapkan pada burung kicauan kesayangan anda

Selamat mencoba dan bereksperimen. Semoga bermanfaat.

Minggu, 04 Januari 2015

Cara Menjinakkan Burung Bakalan Yang Masih Giras

Salah satu masalah klasik yang dihadapi banyak kicaumania adalah burung yang gedabrak gedubruk saat di dekati. Hal ini sering terjadi pada burung yang di beli saat masih bakalan ataupun yang baru di beli dari pengepul maupun pemikat. Namun burung yang sudah gacor uwor uworpun bisa jadi giras karena beberapa hal seperti terjatuhnya sangkar, kaget mendengar suara yang keras dan mendadak, serta didekati atau diserang hewan predator (seperti kucing, anjing, maupun burung yang bersifat agresif).

Burung jinak tidak pernah takut kepada manusia apalagi perawatmya dan berkicau dengan lebih pede.
Jangankan untuk menikmati kicauannya, melihatnya anteng di atas tangkringan saat di dekati manusiapun merupakan hal langka. Jika sudah begini pupuslah harapan untuk membanggakan burung yang anda miliki kepada teman ataupun sahabat anda terlebih pada sesama kicaumania. Kebanyakan akan minder memiliki burung yang gedabrak gedubruk di dalam sangkar.

Idealnya penjinakan dilakukan setelah burung makan voer (bagi burung yang memang diajari makan voer) atau setelah burung dalam kondisi sehat fisik (karena jika sehat mental tentunya dia akan lebih tenang ketika didekati orang). Sebenarnya bisa saja menjinakkan burung sambari mengajarinya makan voer namun hal itu akan sangat beresiko. Banyak kejadian dimana burung bakalan yang diajari makan voer malah mati karena stress di berikan treatment penjinakan oleh sang pemilik.

Penjinakanpun bisa dilakukan dengan beberapa cara tergantung keinginan dan kesabaran anda tentunya. Disini sisi kesabaran dalam diri anda akan sangat diuji (terutama untuk burung bakalan yang giras pake banget, hehehe). Nah, disini saya akan mencoba membagikan beberapa tips cara untuk menjinakkan burung kicauan.

1. Jika burung semula jinak kemudian menjadi giras hanya kaget karena sangkar terjatuh atau suara yang keras dan mendadak maupun karena pernah terlepas kemudian tertangkap kembali, penjinakan kembali akan mudah dilakukan. Anda bisa memberikan full kerodong pada burung giras (saya menyebutnya burung giras agar lebih simpel) selama beberapa hari agar burung giras dapat menengangkan diri. Hal ini bisa dibarengi dengan pemberian makanan kesukaan burung anda dalam porsi yang sedikit lebih banyak. Cara pemberiannya pun bisa menggunakan lidi atau tangan agar burung merasa kembali dekat dengan pemilik tapi ingat hal ini hanya diberlakukan jika burung masih giras. Jadi ketika burung sudah "normal" kembali silahkan berikan porsi makanan seperti settingan sebelumnya juga cara pemberiannya. Selain itu anda bisa memutarkan suara terapi maupun suara gemercik air agar burung merasa tenang.

Memberi pakan secara langsung dengan tangan dapat melatih burung menjadi lebih jinak.
2. Jika burung memang masih bakalan yang memang "asli liar" anda memang perlu sedikit bekerja keras dan berlatih kesabaran. Anda bisa menjinakkan burung kicauan dengan menggantangkannya di tempat yang ramai. Seperti di teras depan rumah, ruang tamu, ruang keluarga, halaman maupun tempat lain di dalam rumah yang banyak dilalui manusia. Jika di dalam rumah tidak ada tempat yang sesuai kriteria anda bisa menitipkannya dirumah teman ataupun saudara untuk sementara waktu, tentu dengan persetujuan kedua belah pihak. Lebih lebih anda bisa menitipkannya di pasar jika kebetulan memiliki saudara di sana.

Yang perlu diperhatikan juga keamanan dari burung itu sendiri baik dari tangan tangan jahil yang tidak bertanggung jawab maupun dari hewan predator yang dapat menambah kegirasan burung anda. Lakukan selama beberapa hari. Biarkan saja burung dalam kondisi digantang namun tidak terlalu tinggi juga tidak dikerodong tentunya. Jangan takut bila bulu bulu burung giras banyak yang patah maupun tercabut. Paruh yang terlukapun tidaklah masalah karena jika nanti burung sudah benar benar jinak maka ketika burung mengalami ngurak, bulu bulu yang patah dan tercabut akan tumbuh kembali. Luka pada paruhpun akan sembuh ketika burung sudah berhenti nabrak nabrak jeruji sangkar.

3. Jika cara tersebut tidak juga berhasil maka anda bisa melakukan penjinakan dengan mengatur waktu makan burung. Dengan cara sebagai berikut :

A. Pada sore hari menjelang burung tidur cabut semua makanan yang ada di dalam sangkar baik pisang maupun voer. Sisakan tempat minum saja di dalam sangkar, lengkap dengan air tentunya. Hehehe

B. Ketika pagi hari burung pasti merasa lapar, biarkan burung dalam kondisi tersebut selama setengah jam. Jika anda mengeluarkan burung pukul 06.00 pagi maka pukul 06.30 coba berikan burung giras makanan kesukaannya baik jangkrik, kroto, pisang maupun yang lainnya dengan tangan. Tapi kalau burung tidak mau mengambilnya coba berikan dengan lidi. Jika burung mau memakannya berikan lagi sampai burung merasa agak kenyang. Hal ini biasanya ditandai dengan tidak mau mengambil pakan lagi. Setelah itu masukkan kembali pisang atau buah lainnya ( jika burung memang hanya pemakan buah) maupun voer ke dalam sangkar. Namun jika burung tidak mau mengambil pakan coba tinggalkan selama 5 menit kemudian berikan lagi sampai 3 kali. Jika tetap tidak mau maka berikan makanan tersebut di dalam cepuk makannya agar burung tidak sempoyongan. Hehehe.

Mencabut sementara pakan dari sangkar dalam waktu tertentu bisa jadi treatment yang ampuh untuk menjinakkan burung yang giras.
C. Cabut kembali pakan burung pada pukul 11.00 biarkan burung kelaparan sampai pukul 13.00. Setelah itu coba kembali hal yang anda lakukan pada pagi hari. Jika burung kembali tidak mau mengambil pakan berikan kembali pakan tersebut pada cepuk pakannya. Karena membiarkan burung kelaparan dalam jangka waktu lama hanya akan membuat burung stress bahkan mati. Namun jika burung mau mengambil pakannya tetap masukkan pisang ataupun voernya.

D. Lakukan hal yang sama kembali pukul 15.30 namun diamkan burung tanpa pakan hanya selama 1 jam jadi pukul 16.30 berikan kembali pakan dengan tangan namun jika tidak berhasil berikan pakan tersebut ke dalam cepuk kembali selama 30 menit saja kemudian cabut kembali sampai pagi harinya. Lakukan treatmet ini selama beberapa hari biasanya burung akan mengalami perubahan setelah satu atau dua minggu tergantung mental burung itu sendiri. anda bisa memadukannya dengan treatment pertama meskipun itu akan lebih ribet.

4. Sediakan burung jantan atau betina tergantung jenis kelamin burung anda. Ingat burung yang dijadikan pasangan harus jinak sejinak mungkin. Tempelkan sangkar mereka setiap saat. Hal ini didasari dengan pemikiran bahwa burung yang giras jika melihat pasangannya akan mengikuti perilaku pasangannya. Dia akan mulai sadar bahwa manusia yang merawatnya bukanlah musuh yang patut ditakuti. Dalam keadaan ini jika burung yang giras itu malah berjodoh dalam artian yang sesungguhnya dengan "gurunya" maka jodohkan saja mereka dan masukkan dalam kandang penangkaran. Hal ini akan jauh lebih menguntungkan anda bisa mendapatkan anakan dari burung tersebut yang tentu lebih mudah anda latih sejak dini. Namun pemberian burung lawan jenis yang jinak terbukti dapat menjinakkan burung yang giras. Jadi jika memang anda tidak berniat menangkarkannya meski terlihat berjodoh anda bisa memisahkannya. Burung lawan jenis itupun bisa dijadikan teman ngecas burung anda atau dilipat dalam dompetpun tak masalah. Hehehe.

Memberikan pasangan yang benar benar jinak dapt membantu "menularkan" sifat jinak kepada pasangannya yang giras.
5. Perbanyak mandi pada burung giras juga membantu melatih mentalnya dan membuatnya menjadi jinak meskipun tidak instan. Mandikan burung anda sampai basah kuyup dan goda sedikit dengan tangan. Burung yang benar benar giras biasanya akan tetap gedubrukan meskipun tidak bisa terbang sempurna. Setelah mandi tempatkan sangkar di dekat anda. Tujuannya agar burung merasa akrab dengan anda dan tidak lagi melihat anda sebagai musuh yang harus di takuti. Jika kondisi memungkinkan jemur burung pada dengan menempatkan sangkar di atas tanah atau setidaknya pada tempat yang rendah. Sebisa mungkin temani burung anda ketika penjemuran di atas tanah. Selain beresiko dengan semut yang merayap ke dalam sangkar juga pada hewan presator seperti kucing dan anjing. Andapun menjadi lebih memiliki banyak waktu berinteraksi dengan burung kicauan anda.

Burung jinak yang dimaksud disini adalah burung yang tidak takut pada manusia maupun benda benda lainnya. Namun bukan berarti manja karena burung jinak dan burung manja adalah sesuatu yang berbeda. Burung jinak belum tentu manja tapi burung manja hampir pasti jinak.

Memandikan burung lebih sering dapat membantu melatih mentalnya yang secara tidak langsung membantunya lebih jinak.
Sekian tips singkat yang bisa saya berikan. Hal yang paling penting adalah mengenal karakter masing masing burung yang anda miliki. Kadang burung anda giras ketika di dekati manusia tapi ketika di dekati musuh atau burung sejenis baik hanya sekedar untuk di trek maupun di arena lomba menjelma menjadi burung yang sangat ganas plus gacor terhadap lawan lawannya. Jadi jangan terlalu cepat putus asa ketika memiliki burung yang giras.

Tidak lupa saya mengingatkan agar anda tidak ribet menjinakkan burung bakalan sebaiknya memilih burung hasil tangkaran. Selain menghemat waktu dan kesabaran anda juga ikut melestarikan burung burung yang ada di alam liar.

Salam anti gedabrak gedubruk, salam kicaumania. Semoga bermanfaat.