Senin, 08 Desember 2014

Burung "Pendamping" Lebih Baik dan Penting Daripada Doping

Banyak hal yang dilakukan kicaumania agar burungnya selalu gacor uwor uwor termasuk dengan memberikan "doping" kepada burungnya. Seperti pada artikel yang pernah saya baca sebelumnya bahwa "di zaman keemasan" anis kembang atau punglor kembang bahwa ada pemain yang bahkan memberikan ekstasi pada burungnya. Entah benar atau tidaknya berita tersebut saya tidak bisa berkomentar banyak.

Terlepas dari semua kemungkinan berita tersebut saya ingin membagikan beberapa tips yang saya terapkan pada burung kicauan saya dirumah agar tetap gacor tanpa doping.

Secara logika jika burung merasa nyaman maka ia akan berkicau dengan lantang dan variatif. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberikan rasa nyaman dan kepada burung. Tidak mengubah ubah setelan ekstra fooding secara mendadak, Menjauhkannya dari hewan predator, Tidak membuat burung kaget, juga dengan menyediakan burung "pendamping", dan hal hal yang tidak membuat burung merasa terusik.

Namun kali ini saya batasi hanya dengan menyediakan "pendamping" untuk Burung Kicauan.

Apa itu burung "pendamping" ? Burung "pendamping" adalah burung yang biasa ada dalam setiap kelompok kelompok burung dialam liar. Biasanya burung ini bersifat tidak terlalu teritorial (namun dalam keadaan tertentu bisa juga bersifat teritorial biasanya saat memiliki anak) dan bisa membaur dalam hal mencari pakan dengan burung lain.

Apa Fungsi burung "pendamping" ? Burung "pendamping" berfungsi mengembalikan suasana seperti di alam liar. Karena dengan menyediakan burung "pendamping" burung yang kita miliki seperti bernostalgia. Juga bisa memberikan efek "lupa" pada burung bahwa ia sedang terkurung di dalam sangkar karena melihat banyak "saudara saudaranya" di sekelilingnya.

Memilih  Burung "Pendamping"

1. Usahakan burung yang kita inginkan sebagai pendamping sudah mulai bunyi. Karena akan menambah fungsinya sebagai pendamping bisa juga sekaligus menjadi masteran.

2. Usahakan burung yang kita inginkan  sebagai pendamping tidak giras/liar. Karena jika liar hanya akan menambah stress burung yang melihatnya. Burung akan berfikiran bahwa didalam sangkar itu sangat menyedihkan.

3. Usahakan juga burung yang kita pilih sebagai pendamping tidak bersuara mati (suara yang bernada rendah sehingga jelek jika ditirukan oleh burung kita).

4. Usahakan juga burung tersebut mudah dirawat. karena jangan sampai kita pusing mengurusi burung yang kita buat sebagai "pembantu" malah jadi "raja" yang harus kita urusi secara berlebih.

5. Karena berlaku hukum ekonomi. Maka pilihlah yang harganya murah atau setidaknya terjangkau. Dan tidak lebih mahal dari burung utama yang kita rawat.

Beberapa jenis burung yang bisa dijadikan Burung "Pendamping"

1. Burung Trucukan

Burung Trucukan atau Crucuk dikenal sebagai burung yang sangat rajin berkicau dipagi hari bahkan saat subuh pun burung ini sudah mulai berkicauan dengan nyaringnya di alam liar. Burung ini juga mudah ditemukan di pedagang burung. Harganyapun murah hanya beekisar 20 ribu sampai 25 ribu untuk burung bakalan. Makanannya berupa buah buahan dan bisa juga diselingi serangga. Perawatannya sangat mudah, tidak mudah stress dan juga mudah berkicau serta beradaptasi. Suara kicauannya cukup variatif dan mampu ngropel juga nggaruda. Burung ini juga tidak terlalu agresif dan teritorial karena sering terlihat mencari makan bersama di alam liar (biasanya sangat menyukai pohon arsen) bersama beberapa jenis burung kicauan lainnya. Suaranya yang nyaring dan tidak menekan akan membuat burung kicauan yang kita pelihara seperti merasa di alam liar kembali maka burung ini cocok digunakan sebagai Burung "Pendamping".

2. Burung Pleci atau Kacamata

Burung yang satu ini sempat ngetren di beberapa waktu yang lalu bahkan sampai sekarangpun masih banyak yang melombakannya (meskipun tak sebanyak beberapa waktu lalu). Kicauannya sangat variatif mulai dari ngeriwik, ngeplong hingga ngalasnyapun enak didengar. Dialam liar burung ini biasanya terlihat bersama kawanan kecil ataupun bersama burung lainnya seperti trucukan. Untuk makannyapun hampir sama dengan burung Trucukan bahkan sudah banyak artikel tentang perawatan hingga tips dan trik untuk membuat burung ini berkicau lantang. Hal itu tidak terlepas karena "masa emas" nya beberapa waktu lalu. Hingga voer khususnyapun ada. Untuk burung bakalanpun harganya tak terlalu mahal. Bahkan burung inipun bisa jadi multifungsi yaitu sebagai Burung "Pendamping" juga burung Maskot (Burung Kicauan Utama). Maka tak ada salahnya memiliki 1 sampai 2 ekor burung ini lebih lebih jika anda ingin menangkarkannya karena sudah ada beberapa orang yang berhasil menangkarkannya.

3. Burung Kemade atau Cabe Cabe

Burungnya saja sudah menarik, dengan warna merah di bagian kepala dan sampai ke punggung hingga tungirnya. Harganyapun sempat melonjak seiring melonjaknya harga burung pleci atau kacamata. Makanannyapun sama dengan pleci. Malah kadang burung ini terlihat mencari makan bersama sama. Burung Kemade juga memiliki gaya berkicau yang unik bahkan sebagian bisa teler mirib anis merah. Namun jika beli burung yang baru saja didapat tukang pikat resiko kematiannya sangat tinggi. Maka dari itu banyak yang mencampurkannya dengan pleci terlebih dahulu dengan asumsi bahwa pleci akan mengajarinya makan di dalam sangkar baik pisang maupun voer. Tapi tetap harus memilih plecinya juga harus yang bersifat jinak alias tidak suka menyerang burung lain. Bukannya diajari makan bisa bisa malah dikejar kejar sampai dibantai. Hehehe. Namun secara umum perawatan burung ini tidak ribet dan harganyapun merakyat.

4. Burung Sirpu atau Cipoh

Sirrpuu....kiyukiyukiyu.....Crerereret.....Kuuiittkuuuiiutttkuuiitt. Kira kira begitulah suara burung yang satu ini. Suaranyapun sangat merdu, halus dan dibawakan dengan lantang. Ukuran tubuhnya kira kira sebesar burung kenari lokal namun dengan ekor yang lebih pendek. Warnanya ada yang hijau zaiutun, hijau kusam seperti cucak ijo maupun yang agak kekuningan tergantung pada tempat tinggal (asal) burung ini. Menurut pengalaman saya sebagai mantan pemikat, burung yang bersuara paling merdu (kuiittkuuiitkuiittt) biasanya berwarna lebih cerah dan jarang mau turun ke ranting pohong yang dibawah. Biasanya hanya bersuara di ketinggian pepohonan. Namun perawatan burung ini lebih susah daripada burung pleci ataupun trucukan. Perawatannya membutuhkan pakan berprotein tinggi seperti jangkrik, kroto dan juga ulat hongkong meskipun burung sudah dalam kondisi voer total. Burung ini cocok dijadikan burung "pendamping" karena suaranya yang halus dan menenangkan. Harganya juga tak membuat kantong jebol. Sebaiknya anda memelihara lebih dari satu ekor karena dialam liar burung ini memang berkicau bersahut sahutan.

5. Burung Prenjak atau Cinglar

Burung ini memiliki suara yang kencang seperti ciblek. Namun burung ini berkicau hanya dengan suara monoton. Burung ini biasanya berkicau bersahut sahutan antara jantan dengan betina. Yang jantan biasanya bersuara "Cinglet" dan yang betina akan menyahuti dengan suara "Teerrrr". Lagu inilah yang akan disuarakan secara monoton. Antara jantan dan betina sangat jarang berpisah karena saat salah satunya berkicau maka pasangannya akan menyahuti dan akan mendekat.  Tidak jarang pula saat kita sudah pelihara lama secara berpasangan, jika ada salah satunya mati maka pasangannya akan mengikuti mati. Hal ini bisa dicegah dengan memberikan pasangan baru sesegera mungkin. Perawatannya sama seperti burung sirpu atau sirtu yang tidak bisa lepas dari kroto ataupun jangkrik serta makanan berprotein tinggi lainnya. Sebaiknya anda memeliharanya secara berpasangan namun dalam sangkar yang terpisah atau setidaknya sangkar dengan sekat di dalamnya. Tapi jika anda berniat ikut melertarikannya dengan cara menernakkannya anda bisa menempatkannya dalam satu kandang plus wadah sarang di dalamnya.

6. Segala Jenis Burung Isap Madu ( Biasa disebut Kolibri)

Dengan penampilan menarik burung ini tidak hanya cocok digunakan untuk burung "pendamping" tapi juga untuk burung hias bahkan suaranya sangat bagus untuk masteran. Dengan cretetannya yang tajam. Malah belakangan ini ada beberapa EO yang mengadakan lomba untuk kelas Kecial Kombo yang termasuk juga burung isap madu (jika saya tidak salah) namun burung ini termasuk burung yang dilindungi. Sebenarnya segala jenis burung isap madupun masuk dalam daftar burung yang dilindungi.  Bukan karena jumlahnya yang sedikit namun karena fungsinya sebagai "alat bantu penyerbukan tanaman di alam liar". Nah untuk menjadikannya burung "pandamping" juga sebenarnya harus di pertimbangkan karena fungsinya di alam liar sangat berpengaruh. Namun melihat adanya kelas Kecial Kombo yang membuat saya berani menyarankan untuk dijadikan burung "pendamping". Tapi akan lebih baik jika anda memilikinya hanya satu sampai 2 ekor saja atau mungkin anda tertarik menjadi orang pertama yang menangkarkannya ? Hehehe.

Sebenarnya Hobi burung jenis apapun juga termasuk merusak alam. Namun jika kita bisa mengolahnya secara baik dan tidak berlebihan bukankah bisa menjadi solusi terbaik di dalam masalah ekonomi maupun ikut melestarikannya dalam bentuk menangkarkannya ?

Nah sekian tips singkat yang bisa saya tuliskan berdasarkan hal yang saya lakukan dirumah. Namun suara dari burung pendamping kadang tidak bagus jika ditirukan oleh burung terdamping (burung kicauan utama) terutama jika pemeliharaannya memang bertujuan untuk lomba. Jadi anda bisa memilih burung pendamping yang suaranya diperhitungkan di arena lomba.

Salam Kicaumania. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar